PENGORGANISASIAN Asas-Asas Manajemen ISIP4111
PENGORGANISASIAN
Seringkali kita mengatakan bahwa orang yang baik bisa membuat setiap pola organisasi
menjadi berhasil. Malahan pernah ada yang mengatakan bahwa kekaburan dalam
organisasi baik untuk memaksa orang bekerja dalam tim, karena mereka tahu bahwa
mereka harus bekerja sama untuk menyelesaikan sesuatu. Namun tidak dapat
diragukan, bahwa orang yang baik dan
mereka yang mau bekerja sama akan melakukannya paling efektif kalau mereka tahu
bagian yang harus mereka lakukan dalam setiap usaha bersama dan bagaimana peran
mereka berhubungan satu dengan yang
lain. Hal ini sama benarnya dalam dunia usaha atau pemerintahan seperti dalam
sepak bola atau bola voli. Perancangan dan
pemeliharaan sistem peran ini pada dasarnya merupakan fungsi manajerial
dalam hal Pengorganisasian.
Agar
peran organisasi terbentuk dan bermakna bagi orang-orang, peran itu harus
mencakup; (1) sejumlah tujuan yang dapat diverifikasi; (2) konsep yang
jelas mengenai kewajiban atau aktivitas yang terlibat; (3) bidang kebijakan
atau otoritas yang dimengerti, sehingga orang
yang memainkannya tahu apa yang dapat dilakukannya untuk memperoleh
hasil. Selain itu, untuk menjadikan suatu peran dapat dioperasikan, harus
tersedia informasi yang diperlukan dan sarana lain serta sumber-sumber yang
penting bagi pelaksanaan suatu peran.
Pengorganisasian sebagai Suatu Proses
Di
saat kita memandang organisasi sebagais suatu proses, jelaslah bahwa banyak
input yang harus diperhatikan. Pertama-tama
struktur itu harus mencerminkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana karena
aktivitas perusahaan diturunkan dari situ. Kedua,
struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi manajer-manajer
perusahaan; hal itu tergantung dari lembaga-lembaga sosial seperti hak
milik pribadi, pemerintahan representatif,dan
kebiasaan setempat berupa adat, kode dan undang-undang yang membatasi. Jadi,
otoritas dalam organisasi tertentu adalah hal yang ditentukan secara sosial
untuk menjalankan kebijakan; dengan demikian organisasi demikian dapat diubah. Ketiga , struktur organisasi, seperti rencana manapun harus mencerminkan
lingkungannya. Keempat, organisasi itu harus
diisi dengan staf yang terdiri dari orang-orang. Jelaslah, pengelompokkan
aktivitas dan penyediaan otoritas dari sebuah struktur organisasi harus memperhitungkan
pembatasan-pembatasan dan kebiasaan orang-orang tersebut.
Oleh
karena itu, pelaksana-pelaksana dari
manajemen diharapkan akan lebih baik dalam mendesain suatu struktur yang tepat
kalau mereka mengerti teori dasar dan memakainya sebagai suatu alat diagnosis
dan pembimbing untuk menciptkan sebuah struktur yang akan paling baik melayani
kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan tertentu.
Tingkat-tingkat Organisasi dan Rentang Manajemen
Meskipun alasan untuk mengorganisasi adalah untuk
membuat agar kerja sama manusia efektif, dapat ditemukan adanya sebab-sebab
dari tingkat-tingkat organisasi dalam pembatasan rentang manajemen. Dengan kata
lain, karena ada batas pada jumlah orang-orang yang bisa diawasi seorang
manajer, meskipun batas itu berbeda-beda tergantung dari situasi-situasi,
hasilnya ialah adanya tingkat-tngkat organisasi.
Masalah-masalah
yang sering timbul dengan tingkatan-tingkatan adalah :
1.
Semakin banyak tingkatan, maka semakin
banyak biaya yang dikeluarkan. Hal ini karena, semakin banyak tingkatan,
tentunya semakin banyak usaha dan uang yang dikorbankan untuk mengelola,
disebabkan oleh tambahan manajer, staf untuk membantu mereka dan kebutuhan
untuk menkoordinasi aktivitas departemen, ditambah biaya fasilitas untuk
pegawai itu.
2.
Tingkat-tingkat departemen memperumit
komunikasi. Sebuah perusahaan dengan banyak tingkatan akan menemui
kesulitan untuk mengkomunikasikan
tujuan-tujuan, rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan ke seluruh struktur organisasi
daripada perusahaan di mana manajer
atasan berkomunikasi langsung dengan pegawai-pegawai tingkat paling rendah.
Seringkali timbul salah paham terjadi
waktu infomasi turun atau kehilangan informasi dan lain-lain.
3.
Pengawasan menjadi lebih sulit semakin
tingkatan dan manajer ditambah,
sedangkan pada saat yang bersamaaan
kerumitan perencanaan dan kesulitan komunikasi membuat pengawasan itu lebih
penting.
Faktor – faktor yang menentukan suatu rentang menjadi efektif
adalah :
1.
Pelatihan para
bawahan. Bawahan yang dilatih
dengan baik, tidak hanya tidak memerlukan banyak waktu manajer tetapi juga
tidak begitu banyak kontak dengan atasan mereka.
2.
Kejelasan pendelegasian otoritas. Jikalau seorang manajer dengan jelas
mendelegasi otoritas untuk melaksanakan tugas yang didefinisikan dengan baik,
maka seorang bawahan yang terlatih akan dapat menyelesaikannya dengan waktu dan
perhatian sang manajer yang minim.
3.
Kejelasan rencana. Jikalau
rencana-rencana itu didefinisikan dengan baik, kalau dapat dikerjakan di dalam
rangka operasi, kalau otoritas untuk mengerjakannya telah didelegasikan, dan
kalau bawahan itu mengerti apa yang diharapkan, maka sedikit dari waktu
atasannya yang diperlukan.
4.
Teknik –teknik komunikasi.
Kefektifan teknik-teknik komunikasi yang
digunakan juga mempengaruhi rentang
manajemen. Standar tujuan mengenai pengawasan adalah sarana komunikasi. Kalau
setiap rencana harus dikomunikasikan dengan kontak pribadi dan setiap perubahan organisasi harus
dikomunikasikan secara lisan, maka waktu manajer jelas akan terlalu dibebani.
Prinsip
yang benar dari rentang manajemen adalah bahwa
ada batas dalam setiap kedudukan manajerial dari jumlah
orang-orang yang dapat dimanajemeni dengan efektif oleh seseorang, tetapi
jumlah tepatnya dalam setiap kasus akan
berbeda sesuai dengan pengaruh variabel dasar dan pengaruhnya pada dasar
keperluan tertentu, waktu dari untuk manajemeni secara efektif. Hal ini bertujuan
untuk membimbing para manajer menuju kemampuan memanajemeni lebih banyak
bawahan dan menyedehanakan organisasi.
Comments
Post a Comment